Komunitas Gugur Gunung Salatiga Peduli

Bookmark and Share



Ditulis oleh: Santo Handoyo

Salatiga dikenal dengan dinginnya atau tingkat kecerdasan masyarakatnya, atau produk makanan khasnya seperti kripik paru, ronde atau enting-enting gepuk. Salatiga dikenal dengan  kota yang mencetak atlet atletik yang mumpuni ditingkat nasional maupun internasional. Dalam olah raga sepak  bola, dulu Salatiga dikenal dengan kawah candradimuka pemain-pemain sepakbola Indonesia.

Salatiga tidak hanya dikenal dengan hal-hal yang disebutkan diatas. Prestasi Salatiga tidak hanya kuliner, olahraga atau intelektualitas, melainkan dari Salatiga muncul semangat kegotong-royongan.

Semangat kegotong-royongan ini tidak muncul atas inisiatif elit pemerintah atau penguasa, yang bersifat insidental atau mengutamakan citra. Sekelompok warga Salatiga yang peduli dengan nasib penderitaan sesama tergoda dan kemudian mengambil jalan untuk merealisasikan kepedulian dalam karya nyata. Komunitas yang menamakan dirinya Salatiga Peduli, berawal dari kumpulan warga Salatiga yang mempunyai semangat Gugur Gunung untuk melakukan tugas sosial-kemanusiaan.

Jika kemudian muncul pertanyaan siapa sajakah yang bisa masuk kedalam komunitas ini (Salatiga Peduli), maka inilah jawabannya :
"Siapa saja yang tinggal di salatiga, atau pernah tinggal di salatiga, atau punya kerabat yang tinggal di salatiga, atau pernah berkunjung ke salatiga, atau merasa tertarik dengan kota salatiga dan dia punya rasa kepedulian dan semangat gotong royong, maka dia adalah anggota komunitas Salatiga Peduli".
Dengan pemahaman diatas, maka anggota komunitas gugur gunung Salatiga Peduli menjadi tidak terbatas pada kriteria yang sempit. Karena siapa saja berpeluang untuk menjadi bagian dari Salatiga peduli, tidak terbatas untuk orang Salatiga. Karena inti dari dibentuknya komunitas ini adalah untuk mengembalikan rasa empati, kepedulian dan juga ruh tradisi gotong royong di tengah tengah masyarakat.

Kembalinya ruh tradisi bergotong-royong itu, mestilah akan menjadi permulaan kebangkitan kembali manusia-manusia Indonesia yang cinta negeri dan budayanya, seperti dulu – sebelum bangsa ini dibiarkan terkontaminasi oleh susupan budaya asing yang bersifat individualistis. Salatiga Peduli berusaha untuk terus berbuat dan berkiprah, serta mengajak masyarakat buat kembali kepada warisan leluhur dalam bermasyarakat, rukun-guyub saling bantu-membantu tanpa pamrih, tanpa mempermasalahkan suku, agama, ras, ataupun golongannya.

Komunitas Gugur Gunung Salatiga Peduli, Lahir pada tanggal 27 Mei 2006, sebagai respon dan kepedulian terhadap bencana yang terjadi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, tugas sosial-kemanusiaan yang dilakukan oleh komunitas Salatiga Peduli tidak hanya bersifat insidental, yang muncul ketika ada bencana 'besar'. Namun Salatiga Peduli mengaktualisasikan kepedulian sosial yang mulai memudar dengan 'langkah kecil'. 'Langkah kecil' tersebut sepertinya sepele, tetapi bukan seberapa besar kita dapat berbuat melainkan semangat gugur Gunung-nya yang kami inginkan.

Salatiga Peduli tidak memiliki 'modal' dalam pengertian finansial. Namun kita memiliki kepedulian dan semangat untuk meminta tolong jejaring pertemanan untuk membantu sesama manusia. Jejaring pertemanan inilah yang kami maksimalkan untuk memperoleh bantuan yang dibutuhkan sesuai dengan 'jenis' kepedulian yang sedang dilaksanakan.

Salatiga Peduli adalah komunitas Gugur Gunung yang nguri-uri kegotong-royongan yang mulai memudar, tergerus oleh egoisme atau individualisme.

Salatiga Peduli sedang menyemai benih kepedulian antar sesama. Dan mencoba mengkampanyekan nilai-nilai sosial yang mulai memudar berhadapan dengan yang disebut modernitas. Kampanye tanpa embel-embel politik atau pencitraan untuk mendapatkan simpati publik. Citra yang dibentuk agar termuat pesan memiliki sifat baik tidak berlaku di Salatiga Peduli. Karena mereka bekerja tanpa gembar-gembor, namun sebuah tindakan nyata.

-salam Gugur Gunung-

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar