Muasal Gatotkaca



GATOTKACA APAKAH NAMA JAWA ASLI ?

Oleh: Kurniawan Edi Nugroho

22 Agustus 2021

KLAIM :

"Banyak orang Jawa pakai nama Gatot. Ini adalah bukti bahwa Gatotkaca adalah tokoh wayang asli jawa yang kemudian ditiru India. Lagipula, mana ada orang India bernama Gatot ?"

BANTAHAN :

Banyak orang Jawa pakai nama Gatot itu sejak kapan? Jenderal Gatot Subroto (pahlawan nasional), Jenderal Gatot Nurmantyo (mantan panglima), Aa Gatot Brajamusti (selebritis), Ki Gatot Tetuko (dalang), mereka semua lahir di abad 20. Kalau yang lebih tua adalah GRM Gaṭot Menol (nama asli Sultan Hamengkubuwono V), lahir pada abad 19.

Pertanyaannya, pada era Jawa Kuno, zaman Kerajaan Mĕḍang, Kahuripan, Kaḍiri, Singhasāri, Majapahit, apa ada orang Jawa pakai nama Gatot? Selama ini saya belum pernah nemu di prasasti ataupun rontal kuno, ada orang bernama Mpu Gatot atau Dyah Gatot. Mengapa? Karena nama Gatot memang baru ada di era Jawa Baru, bukan nama kuno.

Jadi begini ... tokoh Gatotkaca pada era Jawa Kuno ditulis Ghaṭotkaca. Tidak percaya? Silakan cari judul kakawin yang ditulis Mpu Panuluh, maka tertulisnya Ghaṭotkacāśraya. Coba dibaca pula kutipan kakawin Bhāratayuddha yang ditulis Mpu Sĕḍah pada era pemerintahan Mahārāja Jayabhaya (abad 12), tertulisnya:

irikā ta sang ghaṭotkaca kinon mapagārkasuta tĕkapira kṛṣṇa ...

(Ketika itulah Sang Ghaṭotkaca diperintah menghadang Putra Matahari atas perintah Kṛṣṇa).

Pada era Jawa Kuno memang tidak ada nama Gatotkaca, yang ada Ghaṭotkaca. Jadi, cerita Mahābhārata meskipun sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno, namun penulisan nama para tokoh tetap menggunakan ejaan aslinya dalam bahasa Sanskerta (India Kuno). Itu sebabnya, masyarakat Jawa Kuno tidak ada yang bernama Gatot, karena mereka paham bahwa nama Ghaṭotkaca jika diurai menjadi :

ghaṭa = jambangan

utkaca = tidak berambut

Dalam cerita Mahābhārata dikisahkan bahwa putra Bhīmasena dan Hiḍimbā sewaktu lahir gundul tidak berambut seperti jambangan, sehingga diberi nama Ghaṭa-Utkaca, digabung menjadi Ghaṭotkaca.

Jadi, kosakata "ghaṭa" (घट) dan "utkaca" (उत्कच) adalah bahasa Sanskerta, bukan bahasa Jawa asli.

Kemudian pada era Jawa Baru, zaman Dinasti Mataram Islam, nama Ghaṭotkaca disederhanakan menjadi Gaṭotkaca, dan pemisahannya berubah menjadi "gaṭot-kaca". Itulah sebabnya, pada era Jawa Baru mulai ada nama Gatot, yang dihubungkan dengan kata "goṭot" (kekar, perkasa).

Kemudian klaim selanjutnya: "Mana ada orang India bernama Gatot ?"

Jawabnya: Tidak ada orang India bernama Gatot, tapi kalau bernama Ghaṭotkaca, ada.

Sekitar tahun 300 Masehi di India Utara ada tokoh bernama Mahārāja Ghaṭotkaca dari Dinasti Gupta. Tentunya nama ini terinspirasi dari cerita Mahābhārata. Tokoh bernama Mahārāja Ghaṭotkaca ini adalah putra Śrī Gupta dan ayah dari Candragupta (I). Dalam bahasa Inggris, namanya ditulis King Ghatotkacha. Prasasti yang memuat nama Mahārāja Ghaṭotkaca berasal dari abad 4, lebih tua daripada semua prasasti yang ditemukan di Indonesia.

Jadi, kesimpulannya sebagai berikut :

- Nama Ghaṭotkaca dalam cerita Mahābhārata adalah gabungan dari Ghaṭa+Utkaca yang merupakan bahasa Sanskerta, bukan bahasa Jawa asli.

- Menurut cerita Mahābhārata, tokoh Ghaṭotkaca dilahirkan di Hiḍimbavana, sekarang masuk wilayah Himachal Pradesh di India.

- Orang India yang bernama Ghaṭotkaca ada, yaitu raja Dinasti Gupta, hidup di tahun 300 Masehi. Dia lebih tua daripada semua orang Indonesia yang bernama Gatot.

- Dalam masyarakat Jawa Kuno tidak ada orang bernama Gatot, karena mereka paham Ghaṭotkaca adalah gabungan dari Ghaṭa dan Utkaca.

- Pada era Jawa Baru nama tokoh Ghaṭotkaca disederhanakan menjadi Gaṭotkaca, dan diurai menjadi Gaṭot dan Kaca.

- Jadi, nama Gatot baru muncul di era Jawa Baru, bukan sudah ada sejak zaman kuno.

Note : dalam pedalangan wayang kulit pun nama Gaṭotkaca mengalami geser ucap menjadi Gaṭutkåcå, yang jika ditulis menggunakan EYD Jawa menjadi Gathutkaca.

Nah, apabila saya menulis bantahan seperti di atas, apa lantas saya dituduh sebagai pemuja India yang merendahkan Jawa? Jawabnya: Tidak.

Saya adalah pecinta budaya Jawa, tapi berusaha tetap adil, tidak mau terjebak dalam gairah halu-chauvinisme.

Buktinya, gambar wayang Gatotkaca di atas adalah buatan saya. Kalau saya seorang pemuja India, tentunya saya lebih suka menggambar Gatotkaca gundul.

Matur nuwun.

ReadmoreMuasal Gatotkaca

Berpulangnya Sang Pencetus Logo 1001 PTP

    

 "1001 Pendaki Tanam Pohon" tercetus di dalam obrolan besar pada rapat anggota Komunitas Gugur Gunung Salatiga Peduli di "Warung Kopi Jadoel" Jalan Lingkar Selatan Salatiga di medio Januari sembilan tahun silam. Waktu itu setelah acara Pendakian Massal bertajuk PERPALAS JUNGLE TRACKING 2014 yang diadakan oleh Perhimpunan Pecinta Alam Salatiga pada Sabtu - Minggu, 18 - 19 Januari 2014, dan pada masa itu pendakian gunung adalah giat alam bebas yang baru naik daun kembali, dan digandrungi oleh berbagai kalangan, dengan berbagai rentang usia. Seolah siapapun dengan profesi apapun tiba - tiba menjadi pendaki. Berangkat dari fenomena kembali booming-nya kegiatan pendakian tersebut, maka digagaslah sebuah gerakan penanaman pohon di gunung yang sasaran pelakunya adalah mereka para pelaku giat pendakian gunung itu sendiri. Singkat cerita pada akhirnya lahirlah sebuah kegiatan bernama 1001 Pendaki Tanam Pohon yang akan dilaksanakan untuk pertama kalinya di tahun itu (27 - 28 Desember 2014), yang selanjutnya kita kenal dengan 1001 PTP sampai saat ini.

    Sosok penting yang juga turut membidani lahirnya "Gerakan 1001 Pendaki Tanam Pohon" tersebut adalah beliau Muhammad Satriyo seorang anggota senior Komunitas Gugur Gunung Salatiga Peduli (KGGSP) yang juga aktif di beberapa organisasi sosial di Kota Salatiga. Pada kepengurusan periode 2022 - 2025 beliau adalah salah satu Penasihat Komunitas Gugur Gunung Salatiga Peduli (KGGSP). Banyak rencana dan program yang telah tersusun dan digagas bersama dengan beliau, hingga di penghujung pagi di hari Rabu tanggal 11 Januari 2023 sekitar pukul 11.20 WIB tersiar kabar bahwa beliau berpulang. Duka mendalam tentunya dirasakan terutama keluarga dan kerabat dekat. Pun dirasakan juga oleh segenap pengurus dan seluruh anggota KGGSP

    Salah satu kontribusi beliau untuk giat kerelawanan, lingkungan hidup dan sosial mungkin adalah lahirnya "Gerakan 1001 Pendaki Tanam Pohon" yang akan terus bergulir dari generasi ke generasi selanjutnya setelah beliau, satu hal yang pasti akan selalu kita lihat selama gerakan 1001 pendaki tanam pohon bergulir adalah Logo 1001 Pendaki Tanam Pohon (1001 PTP) yang format awalnya beliau cetuskan.

Selamat jalan Om Satriyo, engkau berpulang layaknya seorang "Kesatria" dengan kebanggaan yang akan diceritakan kepada generasi penerusmu. Selamat jalan pioneer 1001 Pendaki Tanam Pohon, gerakan ini akan senantiasa kami gulirkan terus dan terus.

ReadmoreBerpulangnya Sang Pencetus Logo 1001 PTP

Darurat Agraria, Warisan Abadi Kolonialisme


Darurat Agraria adalah Darurat hidup dan Upaya Penghidupan.

UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok – pokok Agraria, yang secara prinsip telah mencabut Azas Domein Verklaring yang merupakan pelaksanaan dari hukum agraria pada masa penjajahan Belanda yang biasa disebut Agrarische Wet (Staatsblad 1870 No. 55). Pernyataan dari Domein Verklaring itu berbunyi: “Semua tanah yang orang lain tidak dapat membuktikannya, bahwa itu eigendom-nya adalah milik negara.”
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Domein Verklaring sangat tidak menghargai, bahkan “memperkosa” hak – hak rakyat atas tanah ulayat yang bersumber pada hukum adat dan kepemilikan turun temurun. Karena hak – hak rakyat atas tanah secara turun temurun tidak dapat dibuktikan eigendom-nya sehingga dianggap Domein atau milik negara.
Disisi lain, pihak yang digandeng oleh pemerintah untuk menangani kehutanan mengacu pada Agrarische Wet. Inilah yang kemudian memunculkan pelbagai konflik agrarian.
Pada sisi lain adalah pada system pengelolaan yang salah. Dalam buku berjudul “Tangan – tangan Negara Menggenggam Hutan”, sebuah kajianpengelolaan hutan diluar jawa oleh PT Inhutani, Dr. Sofyan P. Warsito dalam pengantarnya mengatakan, “Kritik tajam kinerja pelaksanaan pengusahaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (PP-HPH) sesungguhnya sudah dimulai sejak akhir tahun tujuh puluhan, melalui berbagai tulisan para pengamat dan pakar kehutanan. Beberapa hal yang tidak sesuai adalah mengenai pendekatan efisiensi, dari sisi bisnis dan pengelolaan hutan. Bisnis akan melakukan pendekatan melalui prinsip ekonomi, pendapatan netto setinggi mungkin dalam waktu yang secepat mungkin. Berjalan terbalik dengan pendekatan bisnis, prinsip – prinsip pengelolaan hutan secara adat adalah sangat tradisional dan berjalan sangat lamban. Periode proses produksi kayu yang lama, dalam hal ini tidak bisa ditekan untuk ditingkatkan seketika, karena hutan berfungsi ganda yang keseluruhannya harus berjalan beriringan, serta kelestarian produksi kayu harus terjamin.
Secara terus menerus pemerintahan, sejak jaman Hindia-Belanda hingga Negara bernama Republik Indonesia, seakan tidak pernah merasa puas untuk mengeksploitasi hutan. Kemajuan dinilai pada seberapa keras dan panjang jalur aspal yang terentang. Seberapa kokoh beton penyangga dinding – dinding yang kemudian disebut kota.
Sistem tanam paksa bukan hanya mengeksploitasi hutan dengan tujuan distribusi, tetapi juga lahan persawahan untuk alasan komoditas. Dengan sangat keras Multatuli menunjukkan bahwa de Javan adalah manusia juga, bahwa de Javan teraniaya:
Kerja, kerja! Beras harus ada buat pelawan lapar... kopi harus ada buat lapar yang lain lagi, yang bernama perdagangan, di Eropa! Harus kerja agar anak – anak...
Kerja?... dengan apa? Dimana pacul? Amblas. Kerja buat anak dan bini? Bukankah semua itu sudah terseret pula sebagai perkakas yang lain, amblas seperti tanah garapannya, seperti rumah – rumah mereka, seperti panen mereka?
Korporasi dan investasi merupakan system yang meminta darah dan nyawa. Sebagai contoh, masih pada masa yang sama. Pada tahun 1820 – 1887 karena penduduk diharuskan untuk menanam tanaman perkebunan seperti nila, kopi, tebu dan tembakau, maka Demak mengalami paceklik. Dampak dari paceklik itu adalah bencana kelaparan yang mengakibatkan turunnya jumlah penduduk akibat kematian. Dalamwaktu dua tahun, dua pertiga penduduk Demak mati karena kelaparan. Dari jumlah penduduk 336.000 orang merosot hingga angka 120.000 orang. Di Grobogan dari total penduduk berjumlah 98.000 orang dalam waktu dua tahun telah susut menjadi 9000 orang.
Belum lagi kasus “Jalur Darah”. Jika kasus diatas karena kerja Rodi, maka ini disebabkan sistem kerja bernama Romusha pada era pendudukan Jepang. Jalur Darah merupakan istilah yang dilekatkan pada sebuah jalur kereta api mengingat jumlah korban yang sangat banyak. Untuk apa jepang membuka hutan membangun jalur kereta api? Jalur adalah mobilisasi, baik manusia, dalam hal ini pasukan, juga komoditas.
Era orde baru yang dikatakan sebagai ordo perusak alam nomer satu jika dibandingkan dua pemerintahan asing atas Indonesia diatas. Pada akhir 1980-an, orde ini membuat terobosan yang bernama revolusi hijau. Ilmu sepeda genjot. Revolusi hijau merupaken peralihan dari sistem hutan dan lahan lestari menuju pada kimia. Pada masa akhir 80-an hingga 1998, praktis segala tanaman di Negara Republik Indonesia ini musti mau nenggak yang namanya pupuk kimia. Ya tho? Agar supaya, cepat tumbuh, kalau cepat tumbuh cepat panen, sehingga cepat kaya. Kata pemimpinnya waktu itu, sekarang sudah mati dia.
Kalau kita kembali pada penjelasan Dr. Sofyan P. Warsito dalam pendahuluan buku berjudul Tangan – tangan Negara Menggenggam Hutan, maka kejadian – kejadian inilah yang dia katakana sebagai salah kelola, efisiensi pendekatan yang keliru.
Ini merupakan contoh – contoh kasus salah kelola lahan berdampak penghidupan. Belum lagi sampai pada hunian yang kemudian menyeret pada apa yang disebut Darurat Agraria.
Apa yang bisa kita ambil, adalah sejak jaman Hindia-Belanda hingga sesuatu bernama Indonesia, masalah utamanya tetap sama. Investasi dan korporasi yang pasti melibatkan unsur asing. Dari pangkal yang bernama investasi dan korporasi pasti akan menghadirkan golongan, kelas – kelas dalam masyarakat. Sehingga hal ini akan merujuk pada akses, jalan untuk mendapatkan, baik penghidupan, pendidikan dan kemakmuran. Inilah gambaran sistem kerja yang dibangun oleh penguasa pemerintahan. Yang bodoh ya, nasibnya jadi kere, yang pinter jadi kaya. Kalau mau kaya mesti kerja, sementara lapangan kerja menuntut ijazah, ijazah boleh didapat kalau anda bisa, bisa membayar ongkos pendidikan yang semakin lama semakin mahal. Sudah diatur sedemikian rupa agar kere ora isoh munggah bale.
Akan menarik jika kawan – kawan mau membaca karya Pramodya Ananta Toer, Tetralogi Pulau Buru, dan Panggil Aku Kartini Saja. Buku Multatuli, Max Havelaar. Serta buku berjudul Hikayat Kadiroen karya Semaoen.
Gerakan lingkungan
Gerakan Lingkungan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bentuk aksi  kesadaran manusia yang peduli terhadap kerusakan lingkungan, serta berbagai aspek dalam kehidupan manusia yang terancam akibat kerusakan lingkungan. Gerakan Evironmentalism mencoba memperbaiki masalah lingkungan dengan struktur yang sudah ada.
Aktivis gerakan lingkungan tumbuh dan berkembang khususnya di kawasan Eropa dan Amerika, mereka mengecam modernitas dengan segala gaya hidupnya, konsumsinya dan produk industrinya.
Dua benua tersebut (Eropa dan Amerika) adalah penemu modernitas. Era yang ditandai dengan Revolusi Industri, dimana terdapat perubahan peran yang sangat signifikan, yakni dari tenaga manusia dan hewan yang kemudian beraluh kepada tenaga mesin.
Sangat lumrah jika kemudian aktivis gerakan lingkungan hidup, tumbuh dan berkembang di Eropa dan Amerika. Karena kedua kawasan tersebut merupakan kawasan terdampak modernitas dan industrialisasi.
Gerakan industrialisasi yang menuntut pada percepatan dan perluasan, kemudian menggeser kawasan – kawasan konservasi, hutan, lahan, sungai bahkan laut dan udara. Pola percepatan memerlukan bahan bakar. Sedangkan, tidak semua bahan bakar dapat terus terbaharui. Bahan bakar yang populer saat ini, dimana lebih menitik beratkan pada minyak dan batu bara merupakan bahan bakar yang terbatas di alam.
Pada sudut yang lalin, gerak industry tidak bisa dibendung, gerak ini merunut pada gerak yang lain, lahan yang semakin sempit, bahan baku yang semakin sulit, dan sumber energy yang terbatas. Ini adalah alasan dibalik perluasan.
Perluasan wilayah merupakan akses untuk mendapatkan hal – hal terebut diatas. Jika di suatu tempat telah dieksplorasi dan telah habis oleh eksploitasi, maka akan tersisa tempat lain untuk dieksplorasi, demikianlah proses dan prosedurnya akan berulang. Dalam upaya perluasan, dimungkinkan akan adanya gesekan karena pergeseran, baik nilai, tatanan, struktur, pola dan sebagainya. Hingga terciptalah pola pemaksaan pergeseran melalui gesekan yang bernama “Perang”dalam konteks dunia modern.
Perang dalam dunia modern merupakan industri dan upaya industri. Betapa besar biaya, dan kemudian pendapatan yang didapatkan dari perang. Dari produksi alat, mobilisasi, komoditas penunjang dan rujukan hasil. Termasuk perusakan dan kerusakan. Dari kerusakan alam untuk PD I dan PD II, untuk kemudian bencana manusia dan kemanusiaan dari perang dingin dan nuklir. Percobaan dan upaya untuk memperkuat telah sampai pada taraf yang mengkhawatirkan. Dimulai dari bom Atom Hiroshima – Nagasaki pada PD II kemudian melangkah pada era pembaharuan dan pemuktahiran pada era perang dingin, serta senjata biologis pada era setelahnya.
Era pasca perang dingin menempatkan bumi pada keadaan yang kritis. Bumi mengalami perubahan iklim dampak dari pemanasan global, emisi karbon dan efek rumah kaca. Sejalan dengan perubahan ekosistem, maka kepunahan juga ikut terajut didalamnya. Bumi sebagai lilitan besar dari bermilyar unsure dan elemen yang saling berkait dan terkait-pun, buyar. Buyarnya keterkaitan ini menyebabkan hilangnya kedudukan yang berimbang di bumi. Pemusnahan denngan paksa melalui senjata atas nama perluasan dan kekuasaan memang sudah sampai pada titik yang mengkhawatirkan.
Nuklir sebagai senjata pemusnah missal menuai protes dan kritik yang sangat besar. Protes dan kritik ini berlandaskan pada rusaknya ekosistem dan dampak yang lama dari perusakan tersebut. dengan semakin meningkatnya eskalasi industri sehingga juga berkaitan dengan perang, maka protes dan kritik ini berubah menjadi sebuah gerakan. Politik internasional abad 21 ini berkembangpada isu – isu lingkkungan global karena beberapa alasan, pertama bahwa manusia dihadapkan pada masalah lingkungan global yang mempengaruhi setiap orang dan hanya dapat dikelola secara efektif dengan bekerjasama antara semua, atau sebagian besar negara. Kedua meningkatnya skala permasalahan regional dan lokal, seperti degradasi urban dan penggundulan hutan, desertification, salination, denudation, atau kelangkaan air. Ketiga hubungan yang kompleks antara permasalahan lingkungan dengan perekonomian dunia yang mengglobal.
Pada era tahun 60-an di Amerika, berawal dari sebuah gerakan untuk menentang perang Vietnam, sebuah gerakan yang menamakan diri sebagai hippie ini kemudian menyebar ke belahan dunia yang lain, counter state. Sembari menyebar, mereka mengkampanyekan perdamaian, kembali ke konsepsi alam, dan tetap menentang perang. Slogan yang terkenal adalah fight with flower dan stop war, lets make love.
Pada tahun 1969,senator AS Gaylord Nelson menyampaikan pidato untuk memasukkan isu lingkungan hidup akibat perang (anti perang) pada kurikulum resmi perguruan tinggi dengan mengikuti model teach in dan memprakarsai setiap tanggal 22 April sebagai hari bumi yang kemudian didukung oleh masyarakat sipil Amerika.
Dalamcatatan TIMES pada hari bumi 22 April 1970 diperkirakan 20.000.000 orang turun ke jalan, tercatat 1.500 perguruan tinggi dan 10.000 sekolah ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa pada hari bumi ditahun tersebut. Demonstrasi besar  ini berasal dari kolaborasi antara komunitas generasi pemrotes tahun 60-an yang terkenal sebagai penentang perang Amerika di Vietnam dengan gerakan lingkungan hidup yang mulai menemukan momentumnya. Generasi ini menjadi basis dukungan yang esensial bagi gerakan lingkungan.
Hal ini menjadi sangat penting, bermula dari pertanyaan “Ada Apa?” kemudian ekspresi ‘ehmmm’ diikuti dengan dukungan ketertarikan “Trus Gimana?” kemudian “Wah Gawat, Nggak Bisa Kalau Begini Caranya!”. Untuk kemudian terlibat secara penuh dalam gerakan kolektif. Gerakan penyadaran secara bersama – sama merupakan kunci untuk dapat bertahan dan melawan hegemoni modal yang dapat berimbas pada perusakan lingkungan.
Bergerak Bersama – sama
Perilaku kolektif berbeda dengan perilaku menyimpang, karena perilaku kolektif merupakan tindakan bersama oleh sejumlah besar orang bukan tindakan perilaku individu semata – mata. Bilamana seseorang melakukan pencurian di sebuah supermarket, maka kita biasanya berbicara mengenai perilaku menyimpang, namun bila sejumlah besar orang secara bersama – sama menyerbu toko – toko dan pusat – pusat perdagangan untuk melakukan pencurian atau penjarahan biasanya disebut perilaku kolektif.
Perilaku kolektif: “Perilaku yang relatif spontan, dan tidak terstruktur dari sekelompok orang, yang bereaksi terhadap pengaruh umum dalam situasi ambigu (Smelser)”.
Adapun ciri – ciri dari perilaku kolektif adalah sebagai berikut:
  1. Perilaku yang dilakukan bersama – sama oleh sejumlah besar orang.
  2. Perilaku yang bersifat spontanitas dan tidak terstruktur.
  3. Perilaku yang tidak bersifat rutin, dan
  4. Perilaku yang merupakan tanggapan dari rangsangan tertentu.
Macam – macam perilaku kolektif adalah:
  1. Crowd (kerumunan)
Ada beberapa bentuk kerumunan yang ada di masyarakat yaitu:
a)      Temporary crowd:
orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu tempat dan pada situasi sesaat.
b)      Casual crowd:
Sekelompok orang yang berkerumun di ujung jalan dan tidak memiliki maksud apa – apa.
c)      Conventional crowd:
Audience yang sedang mendengarkan ceramah
d)     Expressive crowd:
Sekumpulan orang yang sedang menonton konser musik yang menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu.
e)      Acting crowd/ Rioting crowd:
Kerumunan/ sekelompoknmassa yang melakukan tindakan kekerasan.
f)       Solidaristic crowd:
Kesatuan massa yang individunya saling berempati dan muncul karena kesamaan ideologi, pandangan dan tujuan.
  1. MOB
adalah kerumunan (crowd) yang emosional dan cenderung melakukan kekerasan atau penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif.
  1. Panik
adalah bentuk perilaku kolektif yang tindakannya merupakan reaksi terhadap ancaman yang muncul didalam kelompok tersebut.
  1. Rumor
Adalah suatu informasi yang tidak dapat dibuktikan, yang dikomunikasikan dari satu orang kepada orang lain (isu sosial)
  1. Opini publik
Adalah sekelompok orang yang memiliki pendapat yang berbeda mengenai suatu hal dalam masyarakat.
Propaganda
Adalah informasi atau pandangan yang sengaja digunakan untuk menyampaikan atau membentuk opini publik.
Gerakan Sosial
Definisi Gerakan Sosial sebagai bagian dari perilaku kolekltif adalah:
1.      Menurut Direnzo, gerakan sosial adalah perilaku dari sebagian anggota masyarakat untuk mengkoreksi kondisi yang banyak menimbulkan problem atau tidak menentu, untuk menghadirkan suatu kehidupan yang lebih baik.
2.      Menurut Bladridge, gerakan sosial merupakan sebuah bentuk perilaku kolektif yang terdiri atas kelompok orang yang memiliki dedikasi dan terorganisasi untuk mempromosikan, atau sebaliknya menghalangi terjadinya perubahan.
Gerakan Sosial memiliki tiga karakteristik sebagai berikut:
1.Organisasi internal yang tingkatannya sangat tinggi
2.Gerakan berlangsung dalam waktu yang lama
3.Sengaja mencoba mempertajam organisasi masyarakat itu sendiri.
Klasifikasi lain tentang gerakan social dikemukakan oleh Kornblum, yaitu:
  1. Revolutionary Movement
Merupakan jenis gerakan sosial yang menginginkan perubahan yang menyeluruh pada sendi – sendi kehidupan masyarakat, baik itu sistem sosial, sistem budaya, sistem ekonomi maupun sistem politiknya. Misalnya revolutionary movement masyarakat Rusia pada tahun 1917 yang berhasil mengubah sistem sosial, budaya, ekonomi maupun politik Rusia menjadi sistem komunis.
  1. Revormative/ Revormist Movement
Merupakan gerakan sosial yang menginginkan perubahan pada segi – segi tertentu kehidupan masyarakat. Misalnya gerakan Boedi  Oetomo (1908) atau Syarikat Islam (1912) yang menginginkan terpenuhinya hak – hak memperoleh pendidikan dikalangan pribumi.
  1. Conservative Movement
Merupakan gerakan sosial yang berusaha mempertahankan suatu keadaan atau institusi yang ada dalam suatu masyarakat.
Gerakan Sosial adalah: Menyelenggarakan kegiatan kolektif untuk membawa atau menolak perubahan dalam kelompok atau masyarakat. Gerakan sosial memiliki dramatisasi yang berdampak pada perjalanan sejarah dan evolusi struktur sosial fungsionalis yaitu berkontribusi pada pembentukan opini publik.
Merujuk pada pengertian diatas, maka gerakan kolektif merupakan upaya bersama – sama untuk mengatasi permasalahan bersama berdasarkan kemampuan pribadi. Banyak upaya yang mencoba menghentikan gerakan yang sangat tepat guna ini. Hingga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat beberapa kata yang merajuk pada jumlah individu yang bergerak bersama – sama. Ada, kelompok, gerombolan, rombongan, komunitas dan lain – lain yang sayangnya kata – kata tersebut juga mengandung pemaknaan yang berbeda – beda. Pemaknaan yang mengandung makna protagonist – antagonistic.
Gerakan kolektif merupakan gerakan yang efektif dan efisien. Gerakan ini menjadi efisien karena tidak ada domain kepemilikan disana. Kedudukan semua pelaku gerak adalah sama, setara. Hal ini yang menjadikan takut kaum pemodal. Jika semua teral setara maka, nggak kaya lagi mereka. Semua berkendara dengan kendaraan yang sama, pada jalan yang sama halus, rata dan lancar, dan semua memiliki akses yang sama ke semua akses. Semua menjadi cerdas dan tidak keras kepala serta congkak. Sudah habis perkara karena semua setara.
Apakah sudah ada buktinya? Tentu saja, gerakan hippie, kelompok hijau, dan yang paling hebat, menurut saya adalah Gerakan Kolektif masyarakat Republik Rakyat Tiongkok era Mao Tse Tung. Pada 1950-an, Tiongkok mengalami depresi ekonomi yang sangat parah. Depresi itu berujung pada membengkaknya hutang Negara kepada Rusia. Sedemikian membengkaknya, hingga pemimpin Rusia kala itu mengatakan: “Sampai rakyat Cina harus berbagi celana dalam untuk dua orang pun, Cina tetap tidak akan mampu membayar hutangnya”. Ketika mendengar hal itu, maka Mao sebagai pemimpin Tiongkok membangkitkan semangat rakyatnya. Perkataan pemimpin Rusia tersebut disiarkan dalam radio sepanjang waktu, dari pagi hingga malam, seraya meminta rakyat untuk bergerak secara kolektif. Rakyat yang sudah dewasa diminta mengumpulkan satu butir beras setiap orang kepada Negara sehari dua kali pengumpulan. Gerakan yang sangat murah, sepele dan jitu. Jumlah penduduk Tiongkok kala itu sejumlah 1 milyar orang, sehingga, sehari sudah bisa terkumpul 2 milyar butir beras, atau dapat dibayangkan itu sama dengan berton – ton beras. Dan hanya dalam beberapa bulan saja dari gerakan kolektif seperti ini maka Tiongkok sudah bisa melunasi hutang Negara kapada Rusia.

Ini merupakan bukti kongkrit, mudah dan sangat murah untuk dilakukan. Sebuah bukti nyata bahwa gerakan kolektif merupakan gerakan yang cerdas, murni, efektif dan efisien
ReadmoreDarurat Agraria, Warisan Abadi Kolonialisme

Hidup Liar


Berkemah di tengah alam liar menjadi kenangan masa kecil setiap orang, terutama yang menjadi anggota Pramuka. Di zaman serba modern seperti sekarang ini berkemah kembali dilirik sebagai kegiatan wisata seru, terutama karena adanya tempat penginapan bertema kemah mewah alias glamour camping (glamping).

Glamping memang menyenangkan, namun bagi yang ingin merasakan tantangan yang sesungguhnya, berkemah di tengah alam liar wajib dilakukan.
Namun sebelum mendirikan tenda di tengah hutan atau pinggir pantai, ada sejumlah teknik "bertamu di alam" yang wajib diketahui.
Selain tak merusak kelestarian alam, bertahan hidup juga menjadi hal yang patut dipelajari.
Belakangan ini situs Youtube diramaikan oleh video-video bertema teknik bertahan hidup di tengah alam liar atau yang disebut bushcraft.

Bushcraft pertama kali dipopulerkan oleh petualang bernama Les Hiddins dan Mors Kochanski.
Sebagai catatan penting, bushcraft wajib dibarengi dengan persiapan fisik, mental dan alat yang mumpuni sebelum pergi ke tengah alam liar, sehingga orang yang melakukannya bisa menjalankan teknik cadangan jika teknik utama gagal.

Belajar membuat api dari ranting pohon, memancing sampai membangun tenda dari alat sederhana merupakan hal mendasar yang populer diajarkan dalam video-video bushcraft.
Peralatan-peralatan penunjang seperti selimut terpal, pisau lipat sampai golok juga disebut wajib dibawa sebagai perlengkapan melakukan bushcraft.

Dari video-video bushcraft yang ditayangkan, banyak yang mengatakan kalau peralatan yang dibawa tak perlu mahal, asalkan berkualitas dan mudah dibawa.

Bushcraft juga terhitung murah untuk dipelajari karena banyak perlengkapan dari hutan yang bisa digunakan, mulai dari jamur liar sebagai makan malam sampai ranting pohon sebagai kompor memasak.

Ada banyak literatur mengenai bushcraft yang bisa dibaca untuk dipelajari, seperti buku Bushcraft karangan Richard Graves, Bushcraft 101 karangan Dave Canterbury, Essential Bushcraft karangan Ray Mears, atau The Forager's Harvest karangan Samuel Thayer.

Komunitasnya juga aktif melakukan diskusi di dunia. Beberapa situs komunitas bushcraft yang bisa dikunjungi ialah Bushcraft UK, Ray Mears' Blog, Dryad Bushcraft dan Bushcraft And Survival Skills Blog.

Dan bagi yang ingin belajar bushcraft melalui video, The Prepping Guide juga telah merilis daftar video teknik bushcraft yang paling populer di situs Youtube:

1. Primitive Technology



2. Wranglerstar 



3. Survival Lily



4. Joe Robinet



5. David Canterbury



(Ken/Ags)

ReadmoreHidup Liar

Membelah Riam

 

Salam Dayung
Materi Dasar Pengarungan
Disusun Oleh: Kurniawan Edi Nugroho

Foto foto: Pendidikan Divisi Rafting RECHTA MAHUPALA UMS

Abstrksi
Berperahu mengarungi sungai berarus deras. Bunyi gemuruh riak air mengiringi dari awal hingga akhir. Menaiki lidah-lidah air, tubuh kadang kala akan terombang-ambing sambil harus terus mendayung. “Dayung maju!” teriak skipper sesaat perahu akan masuk jeram, lalu disusul “Potong-potong!….dayung kuat!” ketika bagian depan perahu terangkat keatas tepat ditengah jeram, semua mendayung dengan sekuat tenaga. Di akhir jeram, harus menghindari belokan sungai, “Kiri mundur….dayung maju!!!” teriak skipper ketika melihat arus eddies di depan kirinya. Perahu memasuki eddies lalu berputar-putar mengikuti arus, semua menarik napas lega "Stop!" teriak skipper. Sesaat kemudian skipper berkata “ dayung maju Kuat…!!!”

Kadangkala kondisi yang tidak kita inginkan bisa saja terjadi, misal salah seorang awak perahu terlempar keluar dari perahunya saat menghadapi jeram ataupun saat menghadapi kondisi perahu trapp saat menerjang batu besar yang membelah arus air yang deras dan ataupun ketika akhirnya semua awak terlempar keluar dan perahu terbalik ketika melewati hole yang kuat.
Demikian (Olah Raga Arus Deras) ORAD termasuk salah satu Kegiatan Alam Terbuka (KAT) yang memiliki resiko tinggi. Resiko tersebut dapat dikurangi bila sebelum pengarungan dilakukan persiapan yang baik. Persiapan yang baik adalah belajar dan belatih dengan baik, secara teknis, ketrampilan, maupun pengetahuan dan perlengkapan

Portageing
I. PENDAHULUAN
ARUNG JERAM atau rafting adalah kegiatan yang memadukan unsur olahraga, rekreasi, petualangan, dan edukasi. Memang tak ada persyaratan khusus untuk mengikuti kegiatan ini, karena hampir semua orang dapat mencobanya. Mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa, bahkan orang tua yang berumur 60 tahun sekalipun.
Tidak memiliki kemampuan berenang pun bukan menjadi hambatan untuk mengikuti kegiatan arung jeram. Yang anda perlukan hanya kondisi fisik yang prima, persiapan yang matang, pengetahuan alat yang baik, serta kesadaran akan resiko. Guna menunjang kegiatan dan agar kegiatan arung jeram yang akan anda ikuti lebih safety. Arung jeram sangat jauh berbeda dengan tubbing, yang tidak memerlukan skill khusus, berikut ini panduan Kegiatan Arung Jeram.

II. PERALATAN ARUNG JERAM
 A. PERAHU
 Perahu dalam pengarungan haruslah tahan dari benturan dan abrasi (dari bahan sintetis antara serat nylon dengan EPDM (karet sintetis), PVC, Neoprene, dan Hypalon, perahu haruslah dapat mudah dikendalikan. Perahu yang biasanya digunakan dalam arung jeram saat ini memiliki sistem pengeluaran air sendiri (Self_Bailer) maksudnya lantai dari perahu diisi dengan udara dengan harapan lantai akan tetap mengapung diatas permukaan air sehingga dengan sendirinya air dapat keluar melalui lubang disekeliling perahu.
Berdasarkan bentuk, perahu dibedakan atas :

a. Perahu karet, perahu yang terbentuk dari tabung udara dan terbuat dari karet berserat. Dalam tabung terdapat sekat-sekat yang berbentuk sel atau ruangan yang terpisah, sehingga jika satu bagian bocor maka yang lain tidak akan terpengaruh. Perahu karet dikategorikan menjadi 2 tipe :
Landing Craft Rubber (LCR). Perahu berbentuk seperti tapak kuda dan bagian belakang terdapat kayu.
- River Boat. Perahu berbentuk oval khusus untuk mengarungi arus deras.

b. Perahu lesung, dapat dibedakan menjadi 2 jenis :
- Kayak. Perahu dengan bentuk lancip pada bagian depan dan belakangnya.
- Canadian Canoe (kano). Perahu dengan bentuk sama seperti kayak, hanya lebih lebar.

c. Dorry (sampan), perahu bentuk lancip, terbuka dan lebih lebar dari canoe. Ukuran panjang 5,5 m dan lebar < 2 m.

d. Cataraft, perahu yang dibuat dari dua, tiga atau empat tabung karet berisi udara, disatukan dengan menggunakan frame dari kayu dan alumunium.


e. Inflatable, Perahu rakit yang dapat dipompa. Dapat digunakan dengan tenaga manusia atau dengan tenaga mesin (Inflatable boats). Digunakan untuk perairan laut atau danau.

Base Marine merupakan River Boat yang recommended

Kita hanya akan membahas lebih lanjut tentang river boats saja (Selanjutnya akan kita sebut Perahu)
Bagian-bagian yang terdapat pada perahu:
1. Bow and Stern
2. Chamber atau biasa disebut tube
3. Floor
4. Thwart
5. Boat line (tali kapal)
6. D-Ring
7. Handling Grip
8. Bilge Hole/self bailing
9. Valve (katup udara/ klep pompa)
10. Anchor
Cara duduk di perahu berbeda dengan cara duduk di kursi, yaitu dengan menyamping. Peserta duduk pada sisi perahu (baik sisi kiri maupun sisi kanan); kaki dalam posisi kuda-kuda pada lantai perahu. Posisi kuda-kuda ini dimaksudkan sebagai pengatur keseimbangan badan selama anda mengikuti pengarungan. Saat duduk di perahu, perhatikan jangan sampai ada bagian tubuh anda yang terikat atau terlilit tali. Ini sangat berbahaya jika perahu mengalami flip atau terbalik.
Posisi duduk anda pun harus mudah untuk menggapai boat line. Bila boat line pada perahu anda terlihat kendur, beritahukan segera pada skipper untuk mengencangkan boat line tersebut agar tidak mengganggu selama pengarungan.
Aturlah jarak duduk anda dengan peserta yang lain agar tidak mengganggu pergerakan selama pengarungan, baik untuk mendayung maupun saat menjalankan instruksi moving position atau perpindahan.

B. PFD (Personal Floating Device)/ Life Jackets (Pelampung)
Personal Floating Device/ Life Jackets type III


Pelampung yang digunakan dalam kegiatan arung jeram memiliki desain yang khusus dibanding pelampung rescue pada umumnya. Di bagian bahu didesain lebih kecil yang dimaksudkan agar memudahkan pergerakan saat renang jeram. Serta memiliki bantalan tengkuk dan bagian belakang kepala. Seperti perahu, PFD atau pelampung memiliki berbagai jenis dan ukuran. Ia terbuat dari bahan polyfoam yang dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang. US Coastal Guard menganjurkan memakai PFD type III pada setiap kegiatan arung jeram. Pelampung jenis ini yang paling umum digunakan pula oleh para rafter dalam setiap pengarungannya.
Setiap PFD Type III memiliki daya apung tinggi– dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata saat berada di dalam air. Maka anda tidak perlu takut tenggelam saat berada di dalam air.

Cara pemakaian PFD/Pelampung:
Pilihlah PFD yang berwarna cerah. Pastikan tidak ada lubang atau jahitan yang terlepas pada PFD tersebut, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Bila bagian perut anda lebih besar dari bagian dada, pilih dan pakailah PFD dengan ukuran lebih besar.
PFD atau pelampung dipakai seperti menggunakan rompi/jaket. Pastikan setiap strap terpasang dengan benar dan bantalan kepala berada di luar. Atur keeratan tali senyaman mungkin, sehingga PFD yang anda gunakan tidak terlalu sempit atau longgar.

Setelah anda selesai memakai PFD, lakukan gerakan berikut:
1. Pada posisi berdiri, putarkan badan anda ke kiri dan kanan. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda dan tidak mengalami pergeseran/perubahan posisi. Ini ditandai dengan letak strap tetap pada satu garis tegak lurus seperti posisi kancing kemeja. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan tali pada setiap strap. Jangan malu dan ragu untuk minta skipper/rekan membantu mengatur keeratan tali strap ini.
2. Pada posisi duduk kedua kaki diluruskan kedepan; putarkan badan anda ke kiri dan kanan lalu lakukan gerakan membungkuk. Pastikan PFD yang digunakan tidak menghambat gerak tubuh anda. Jika terjadi pegeseran, atur kembali keeratan setiap strap yang ada.
3. Masih dalam posisi duduk dan kedua kaki diluruskan ke depan, minta bantuan skipper/rekan untuk menarik/mengangkat pelampung yang anda gunakan pada bagian bahu dari arah belakang. Pastikan saat pelampung dan tubuh anda ditarik/diangkat, posisi bahu pelampung tidak melebihi batas telinga anda. Jika ya, atur kembali keeratan setiap strap yang ada.

 C. Paddle (Dayung)
T grip, Shaff, Neck, & Blade yang dirangkai menjadi satu disebut Paddle


Keseluruhannya disebut Dayung atau secara Universal disebut Paddle yang terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, secara Universal disebut “T grip”.
2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium secara Univesal disebut "Shaff".
3) Bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik, secara Universal disebut "Blade".
Cara memegang dayung:
Memegang dayung dalam kegiatan arung jeram mirip dengan cara memegang dan mengayunkan sapu. Yang membedakannya hanya pegangan pada bagian “T-Grip”.
Bagian ini digenggam dengan empat jari pada bagian atas T horisontal (dayung dalam posisi berdiri dan bagian bilah berada dibawah), sementara jari jempol menjepit bagian T horisontal dari bagian bawah bawah. Cara memegang ini sama untuk tangan kiri (peserta yang duduk pada bagian kanan perahu), maupun kanan (peserta yang duduk pada bagian kiri perahu).
Lengan yang lain menggenggam bagian gagang, berjarak lebih kurang sejengkal dari bilah dayung. Jangan terlalu dekat/rendah ataupun terlalu jauh/tinggi. Biasakan diri dengan cara memegang dayung ini, baik dengan tangan kanan maupun kiri. Lakukan pemanasan dengan menggunakan dayung bersama rekan-rekan anda.
Helm standart rafting bagian samping sampai menutup telinga


D. Helm Standart Rafting
Helm yang digunakan untuk rafting sedikit berbeda dengan helm caving atau panjat, helm rafting didesign menutupi telinga selain berfungsi melindungi kepala dari benturan, juga untuk meminimalisir air yang masuk ke telinga. Pilihlah helm sesuai dengan ukuran kepala. Pastikan tidak ada keretakan pada helm tersebut, serta semua tali dan strap masih dalam kondisi yang baik. Pakailah seperti pemakaian helm pada umumnya.
Atur strap senyaman mungkin; jangan terlalu sempit atau terlalu longgar agar tidak mengganggu pandangan anda selama pengarungan. Sekali lagi, pastikan strap sudah terpasang dan pada posisi yang benar.

E. Pompa.
Berfungsi untuk memasukkan udara kedalam perahu. Pompa dibagi dalam pompa kaki dan pompa tangan.

F. Repair kit.

Terdiri dari lem, benang, nylon, jarum jahit, dan bahan penambal.

G. Tali penyelamat (Rescue Rope/ Throw Bag).

Berfungsi untuk menolong awak perahu yang terjatuh ke sungai dan dapat berguna juga dalam linning saat scouting. Tali terbuat dari bahan nylon dengan warna mencolok agar dapat terlihat oleh swimmer, mempunyai daya apung yang tinggi.

H. Kantung kedap air (Dry Bag).

Kantong ini berguna untuk menyimpan kamera, obat-obatan, makanan dan benda-benda lain agar tidak basah.

I. Body Flip/ Flip Line
Adalah carabiner yang terkait dengan webbing atau paracord yang disimpul, digunakan untuk membalikkan River Boat yang mengalami flip.

J. P3K.
Obat-obatan dan perlengkapan perawatan harus disesuaikan dengan medan yang diarungi , cuaca pada waktu pengarungan dan lain-lainnya.

K. Peluit.

Digunakan sebagi pembantu dalam pemberian kode bahaya tertentu.

III. PADDLE COMMAND (INSTRUKSI DAYUNGAN DALAM PENGARUNGAN)
Setelah anda terbiasa dengan cara memegang dayung, anda akan diberikan instruksi cara menggunakan dayung tersebut. Instruksi ini disebut paddle command. Prinsip dalam menggunakan dayung, adalah tenaga disalurkan pada kedua lengan yang menggerakkan dayung untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu. Arah dayungan tersebut dibantu gerakan badan; disesuaikan dengan tenaga yang diperlukan untuk mengatur dan mengarahkan gerak perahu.
Basic Paddle Technic, instruksi tentang teknik dasar mendayung, yaitu:

1) Forward (Maju)
Instruksi yang diberikan untuk dayungan maju, dilakukan oleh seluruh peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang berada didalam air kearah belakang searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah tegak lurus terhadap permukaan atau mendekati 90 derajat. Pada saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan; berputar mendekati 90 derajat hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.

2) Backward (Mundur)
Instruksi yang diberikan untuk dayungan mundur, dilakukan oleh seluruh peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke arah depan searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah sejajar dengan permukaan air. Begitu pun saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan; berputar hingga bilah dayung kembali menyentuh air. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai ada instruksi lanjutan.

3) Turn Left (Pancung Kiri)
Instruksi untuk membelokkan perahu ke arah kiri. Gerakan ini dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kanan, sementara peserta pada kiri perahu stop mendayung. Jika skipper merasa perlu untuk membelokkan perahu ke kiri dengan cepat, maka posisi peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.
Untuk memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kanan-maju” dan “kiri-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan maju, sementara peserta pada bagian kiri melakukan dayungan mundur.

4) Turn Right (Pancung Kanan)
Instruksi yang diberikan untuk membelokkan perahu ke arah kanan; kebalikan dari instruksi turn left (belok kiri). Gerakan ini dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk pada perahu bagian kiri, sementara peserta pada bagian kanan stop mendayung.
Jika skipper merasa perlu membelokkan perahu ke kanan dengan cepat, posisi peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur. Untuk memperjelas instruksi, biasanya skipper akan mengatakan “kiri-maju” dan “kanan-mundur”! Artinya, peserta yang duduk pada bagian kiri melakukan dayungan maju, sementara peserta yang duduk pada bagian kanan melakukan dayungan mundur.

5) Stop (Berhenti)
Instruksi yang diberikan untuk menghentikan dayungan; semua dayung tidak berada dalam air, digenggam dengan posisi di atas pangkuan.

IV. SELF-RESCUE
Self-Rescue

Dalam kegiatan arung jeram, keselamatan setiap awak adalah hal yang utama. Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan arung jeram ini. Namun peserta harus selalu menyadari, kegiatan arung jeram tidak akan pernah lepas dari segala resiko dan bahaya; baik oleh faktor manusia, peralatan, maupun faktor alam yang menyertainya.
Meski begitu, anda tidak perlu cemas, karena justru di sinilah letak salah satu kegembiraan yang akan anda rasakan saat bermain-main dengan air yang memacu adrenaline.
Self rescue atau tindakan penyelamatan diri saat melakukan kegiatan arung jeram ini perlu anda cermati betul. Walaupun anda dipandu skipper yang berpengalaman, ia tetap memiliki keterbatasan ketika anda terlepas dari rombongan. Sehingga hal terbaik yang harus anda lakukan adalah melakukan tindakan penyelamatan diri sebelum datang tim rescue yang akan membantu anda.
Prinsip setiap tindakan penyelamatan dalam kegiatan arung jeram, adalah menyelamatkan diri sendiri sebelum melakukan tindakan penyelamatan terhadap orang lain. Si penyelamat harus benar-benar berada dalam kondisi yang aman dalam melakukan tindakan penyelamatan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko lainnya dan kemungkinan bertambahnya korban.
Berikut dijelaskan hal apa saja yang harus anda lakukan dalam self rescue:

1. Swimmer
Swimmer adalah istilah yang digunakan oleh kalangan boater secara universal untuk menyebut orang yang terlempar keluar dari perahu saat berarung jeram. Jika anda belum pernah mengalaminya, percayalah suatu saat anda akan mengalaminya. Bagi anda yang baru kali pertama melakukan kegiatan arung jeram, tidak perlu khawatir.
Banyak peserta yang kali pertama mengikuti kegiatan arung jeram mengalami hal ini dan tidak terjadi apa-apa dengan mereka. Bahkan menjadi cerita menarik bagi rekan-rekannya dan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang mengalami. Namun tak sedikit pula peserta yang tidak mengalaminya dalam setiap kegiatan yang diikuti.
Hal pertama yang harus anda lakukan jika menjadi swimmer adalah: Do Not Panic Jangan panik!
Mengapa jangan panik? Karena jika terjadi kepanikan, anda tidak akan tahu apa yang harus anda lakukan untuk tindakan self rescue. Setelah anda dapat mengatasi rasa panik, selanjutnya anda harus menyadari dan mengetahui situasi di sekeliling anda. Dalam kegiatan arung jeram setiap awak dituntut untuk disiplin, dapat berpikir dan mengambil keputusan secara cepat dan akurat, karena arung jeram terkait dengan momentum.

2. Teknik berenang di arus
a. Defensive swimming position
Teknik defensive swimming position paddle diangkat

Defensive swimming position adalah berenang mengikui arus dalam posisi terlentang kepala di hulu dan kaki ke arah hilir (inilah alasan utama pelampung arung jeram didesain dengan bantalan tengkuk dan belakang kepala). Kemudian posisi dayung diangkat ke atas, jangan mencelupkan dayung ke dalam air agar tidak menghambat laju atau membalikkan posisi swimer. Usahakan kaki dalam keadaan rapat dan selalu berada di atas air untuk menghindari foot entrapmentDefensive swimming dilakukan pada arus deras dengan pandangan terarah ke hilir sambil memperhatikan bentukan morfologi sungai untuk melakukan eddy to eddy swim. Gunakan tangan sebagai pengatur keseimbangan dengan dayung terus diangkat ke atas sambil melakukan sedikit manufer dengan dayung untuk menuju pinggiran sungai dan menghindari berbagai rintangan lainnya.
Ingat … menjadi swimmer merupakan kondisi trouble walaupun tidak terjadi sesuatu selama anda melakukan defensive swimming dan anda mulai menikmatinya, anda tidak dalam posisi yang benar-benar aman. Berusahalah untuk menggapai tepian sungai dan segera lakukan aggressive swimming untuk keluar dari mainstream. Jangan mencoba berdiri, meskipun pada daerah dangkal sekalipun, sebelum anda mencapai tepian sungai atau berada pada arus yang cukup tenang.

b. Aggressive swimming position
Aggresive swimming position atau sering disebut dengan renang aktif

Aggressive swimming position adalah berenang active dengan cara memotong arus. Dilakukan pada arus yang relatif tenang dengan posisi menghadap ke hulu. Tujuannya, untuk mendekati perahu penolong, menghindari strainer, sieves, undercut, dan untuk menyeberang ke sisi tepian sungai yang lain dengan cepat. Ingat, aggressive swimming ini hanya efektif dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang. Jika anda lakukan ini pada arus mainstream deras, tenaga anda akan terbuang percuma; anda akan tetap terseret arus deras.
Berikut ini beberapa pertanyaan yang dapat membantu anda mendefinisikan situasi di sekeliling anda saat anda mengalami swimmer dan menentukan tindakan apa yang harus anda lakukan:
*Apakah di belakang anda terdapat perahu? (Baik perahu yang melemparkan anda ataupun perahu rescue lain)
Jika ya, berusahalah mendekatinya dari arah samping pada arus yang relatif tenang dengan aggressive swimming position. Jangan lakukan ini dari arah depan karena anda dapat terlindas atau terseret perahu. Jika telah dekat, gapai dan peganglah boat line pada perahu. Tunggu sampai rekan anda menarik dan menaikkan anda ke atas perahu kembali dengan cara menarik bahu pelampung yang anda kenakan.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming lakukan manufer menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat tim rescue darat yang akan melemparkan throw bag/rescue rope?
Jika ya, raih throw bag/rescue rope yang dilemparkan. Pegang erat pada bagian tali, jangan pada bagian kantong tali. Pegang dengan tetap melakukan teknik defensive swimming sampai tim rescue mengarahkan anda ke tepian sungai.
Jika tidak, berusahalah melakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat rintangan atau obstacle (bebatuan, dahan/ranting, atau pohon tumbang)?
Jika ya, hindari daerah tersebut baik dengan aggressive swimming ataupun defensive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah di dekat anda terdapat undercut, strainer, dan sieves?
Jika ya, hindari daerah tersebut secepat mungkin dengan aggressive swimming.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah anda berada di bawah perahu terbalik?
Jika ya, segeralah keluar dari bawah perahu dengan cara menyelam ke arah hulu atau ke samping. Jangan menyelam ke arah hilir karena anda akan tetap terperangkap di bawah perahu.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.
*Apakah anda berada di dalam hole/hydraulic (arus berputar-putar)?
Jika ya, lakukan aggressive swimming dengan mengikuti putaran arus ke arah luar yang menuju hilir. Atau dapat juga dilakukan dengan menyelam pada bagian tengah pusaran dengan posisi berdiri sampai kaki menyentuh dasar sungai; lalu tolakkan kaki anda sekuat mungkin ke arah hilir.
Jika tidak, lakukan aggressive swimming ataupun defensive swimming menuju tepian sungai.

IV. KARAKTERISTIK SUNGAI (MORFOLOGI SUNGAI)

A. Jeram / Riam
Jeram (rapid) adalah bagian dari sungai dimana aliran air mengalir dengan deras yang melintasi suatu rintangan. Jeram juga biasanya diartikan dengan air yang cepat dan berbahaya.
Jeram terbentuk karena beberapa faktor :
• Volume air
• Tingkat kecuraman / kemiringan sungai (Gradien)
• Tonjolan dasar sungai ( Roughness)
• Rintangan (Obstacles)
• Penyempitan leher penampang sungai (Bottle Neck), makin sempit makin deras arusnya. 


 B. Rintangan-Rintangan Sungai
Rintangan bermacam-macam bentuknya, seperti batu, dinding sungai, bongkahan, relief dasar sungai, tikungan dan masih banyak lainnya seperti dibawah ini :
- Longsoran / runtuhan, berupa pecahan batu besar dan tebing sungai yang runtuh yang menciptakan lorong-lorong dibawah air.
- Strainer, suatu penghalang atau benda yang berada tidak jauh diatas permukaan air. Biasanya pada lembah sempit (misal pohon tumbang).
Undercut, Biasanya terdapat pada tebing di kelekon sungai berupa rongga di bawah air akibat terjadinya abrasi.
Entarpment, Sungai dangkal berbatu dengan arus yang deras.
Dam, Tebing kecil pada sungai atau bagian dari sungai yang permukaan dasarnya langsung curam, secara vertikal menyebabkan perbedaan ketinggian permukaan sungai yang cukup tinggi. Dam dapat menyebabkan arus balik yang cukup mematikan.
Tongue (lidah air) atau Wave (ombak), merupakan awal Dari jeram/riam sebagai percepatan arus yang bentuknya terlihat dari atas seperti V. Arus ini dibentuk oleh dua buah rintangan berupa batu atau hole, atau karena kecuraman yang tidak teratur. Tongue/wave terbagi atas :
• Ombak berdiri (Standing wave / Breaking wave). Ombak dengan luapan sangat besar, ombak menghasilkan guncangan dan hentakan balik yang cukup keras akibat dua rintangan besar batu atau hole.
• Ombak V (V wave). Ombak akibat dari tingginya kemiringan, penyempitan atau derasnya arus akibat 2 atau lebih rintangan yang ada disebelahnya. Ombak ini sangat bagus untuk diarungi.
• Ombak tak beraturan (Side Curling Wave). Ombak yang sangat mudah dapat merubah arah perahu.
Stopper (gelombang balik)
Merupakan gelombang yang berputar vertikal atau terbalik ke hulu sungai yang disebabkan oleh penurunan dasar sungai.
Jeram ini dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
• Hole. Pemukaan air yang berbentuk lobang dan ada sirkulasi air dibelakang lubang tersebut. Stopper ini terjadi akibat adanya suatu rintangan didasar sungai yang membentuk cekungan / lubang yang dapat menahan, menjebak dan membalikkan perahu kedalam buih ynag berbahaya. Hole yang sangat besar dan terdapat sirkulasi air dari segala arah disebut dengan ‘Toilet_bowl’, karena bentuk dan sifat fisiknya seperti air kloset waktu di _flushing (hole yang sangat berbahaya). Hole yang tidak terlalu besar berguna dalam mengurangi kecepatan dan membantu manuver perahu (bagus untuk dilintasi).
• Gelombang Pecah. Stopper terjadi akibat adanya penurunan dasar sungai yang terjal kemudian datar kembali.
• Eddy / Eddies (arus balik). Eddies yaitu stopper dimana suatu arus sungai seakan-akan berhenti dan berbalik ke arah hulu sungai (up-stream). Eddies terbentuk karena adanya arus yang menabrak rintangan seperti batu atau benda-benda lainnya dan tidak dapat melewati rintangan tersebut sehingga akan terjadi kekosangan atau kekurangan air serta perbedaan tekanan air. Oleh sebab itu, air dari arah lain akan mengalir kembali keatas untuk menyamakan permukaan di daerah lain. Eddies biasanya berada bersebelahan dengan arus utama, pada tikungan, dibelakang benda berupa batu-batu besar. Makin deras arus makin kuat eddies yang ditimbulkan. Eddies berguna dalam self rescue atau ketika pengarungan sebagai tempat berhenti / atau istirahat, sebagai pengurang kecepatan atau break, serta menolong dalam manuver membelokkan perahu.
Bends (belokan). Arus sungai yang deras dan membentur dinding pada suatu belokan sebelah luar.
Shallows (pendangkalan). Aliran sungai menjadi lebih cepat dikarenakan adanya pedangkalan dasar sungai, ditandai dengan riak-riak kecil air.


V. TROUBLE DALAM PENGARUNGAN
Masalah yang sering terjadi adalah terlempar dari perahu dan berenang di jeram sungai, hal pertama yang harus dilakukan adalah jangan panik baik anggota tim yang jatuh maupun yang berada diatas perahu atau yang akan menolong. Berikut beberapa teknik Self Rescue dalam kondisi kecelakan tertentu :

a. Awak yang terlempar dari atas perahu (Swimmer)
Hal yang perlu diingat dan dilakukan saat sedang berenang di jeram,yaitu :
1 . Tenang. Yakinkan diri bahwa pelampung kuat mengangkat tubuh anda ke permukaan air secepatnya.
2 . Jika anda muncul di bawah perahu, gunakan tangan anda untuk menggeser badan ke arah samping perahu.
3 . Jika kesulitan untuk naik ke atas perahu jangan ragu minta bantuan pada anggota tim lain yang berada diatas perahu untuk membantu.
4 . Jika tidak dapat kembali ke perahu secepatnya berenang dengan posisi duduk atau telentang, dengan kaki di usahakan sedekat mungkin dengan permukaan air, badan menghadap ke arah hilir sungai.
5 . Jika ada batu di depan, sambut dengan kaki, badan kemungkinan akan terputar. Setelah itu kembali ke posisi semula.
6 . Bila melihat jeram mulai kecil dan sedikit, berenanglah segera menuju ke tepi sungai atau bila ada eddies, berenaglah menuju ke eddies. Kemudian tunggulah hingga dijemput anggota tim lainnya.
Posisi telentang menghadap ke arah hilir sungai dengan kaki tetap berada di atas permukaan air dan pandangan selalu mengarah kedepan dimaksudkan agar kita dapat mengetahui rintangan yang ada di depan kita seperti batu strainer dan lain-lainnya, juga untuk menghindarkan diri dari kaki terjepit di celah batu.
Hal lainnya yaitu juga untuk membantu kita mengorientasi bagian depan sungai untuk antisipasi tindakan penyelamatan.

b. Perahu Terjebak dan membungkus batuan (Wrap)
Perahu wrap di batu atau di dinding sungai yaitu keadaan dimana perahu terbentur batu / dinding, sedangkan arus kuat mendorong dari arah berlawanan. Jika sisi bagian hulu tertekan air dan tenggelam maka perahu akan melekat di batu / dinding. Cara melepaskan diri yaitu dengan teknik ‘Filp Line’ (jika Wrap ringan) yaitu dengan mendorong atau menarik perahu ke arah bagian batu yang tidak menyebabkan wrap, cara lain yaitu dengan teknik ‘Z-Drag’ (bila wrap berat) yaitu dengan mengempiskan salah satu katup tabung perahu.
Keadaan wrap ini dapat dihindari jika pada saat perahu akan membentur batu atau dinding anggota tim pindah posisi ke sisi yang berada pada sisi perahu yang akan menabrak batu /dinding. Akibatnya sisi bagian hulu (sisi perahu yang dikosongkan) akan terangkat sehingga arus kuat melewati bagian bawah perahu.

c. Perahu Terbalik (Flip)
Keadaan ini bisa disebabkan ketika melewati dam, hole ataupun saat masuk eddies yang kuat dan besar.
Teknik dalam membalikkan perahu :
1. Bagi tugas anggota tim yang naik ke perahu yang terbalik dengan yang tetap berada di air sambil memegang erat perahu (pada D-ring atau pada Toat perahu)
2. Anggota tim yang diatas perahu memasangkan carabiner ke D-rig lalu mengikatnya dengan tali / webbing (sisi yang akan dibalik).
3. Lakukan pembalikkan perahu dengan menarik tali atau dengan bantuan T-grip dayung (terlebih dahulu dikaitkan dengan tali). Posisi pembalik perahu berada di bagian sisi yang menjadi tumpuan atau lawan dari sisi yang akan ditarik.
Anggota tim dibawah bersiap-siap (memegang erat toat perahu). Perahu dibalik dengan cara tali ditarik ke arah belakang yang didahului dengan hentakan keras hingga perahu oleng terbalik kembali.
4. Setelah perahu terbalik seperti semula, posisi anggota tim yang tadinya diatas perahu terbalik kini berada dibawah dan sebaliknya dengan anggota tim yang dibawah kini berada diatas perahu.
5. Anggota tim yang kini diatas membantu menaikkan anggota tim yang berada dibawah.
6. Selama dalam pembalikkan perahu (Flop) diusahakan agar barang-barang tidak boleh hilang contohnya dayung.


d. Perahu terjebak dan berhenti (Trapp)
kondisi perahu trapp saat menerjang batu besar yang membelah arus air yang deras

Penggunaan peralatan penyelamat dan tali-temali (rescue rope)
Dalam self rescue juga digunakan alat bantuan dalam penyelamatan misalnya menggunakan rescue rope atau tali lempar ketika ada peserta yang hanyut, tertahan di hole, terperangkap di jeram, di atas batu, di eddies, ketika ada perahuyang wrap atau terjepit diantara batu.


VI. KLASIFIKASI TINGKAT KESULITAN SUNGAI

Flip
Flop

Tak disangsikan lagi, arung jeram telah menjadi suatu kegiatan yang sangat populer dibandingkan dengan kegiatan kepetualangan lainnya. Arung jeram dapat dinikmati beramai-ramai tanpa memandang usia, status sosial, tingkat pendidikan, dan profesi seseorang.
Saat ini telah banyak sungai yang dapat diarungi serta dikelola secara profesional oleh beberapa operator arung jeram. Mereka menawarkan berbagai paket kegiatan dengan tingkatan umur dan kemampuan calon kunsumennya. Mulai dari sungai dengan tingkat kesulitan mudah, sampai sungai yang menjanjikan tantangan dan petualangan.
Berikut ini penjelasan tentang ragam tingkat kesulitan sungai:

Class I (Easy)
Air sungai mengalir tenang dan kadang-kadang diiringi riam kecil. Jarang dijumpai rintangan seperti batu, pusaran air atau air terjun. Lintasan pengarungan jelas sehingga tidak memerlukan pengamatan terlebih dahulu.Tingkat kesulitan sungai yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi dari flat (datar) dan relatif tenang, sampai sedikit beriak pada beberapa tempat. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan self-rescue sangat mudah dilakukan.

Class II Novice)
Air sungai dengan ombak tidak terlalu tinggi. Jarak antar batu besar agak renggang. Self rescue masih mudah dilakukan' Cocok untuk pemula: sungai yang lebar dan arus yang cukup deras, Kesempatan untuk melakukan scouting (pengintaian) untuk menentukan lintasan dapat diterapkan namun cenderung belum perlu.
Sesekali, manuver perahu perlu dilakukan; bebatuan dan jeram medium dapat dengan mudah dilewati oleh pengarung yang terlatih. Awak yang terlempar keluar perahu dan terhanyut jarang sekali mengalami cidera. Sungai dengan tingkat kesulitan ini cocok untuk latihan dasar kegiatan arung jeram.

Class III (Intermediate)
Sungai dengan tingkat kesulitan menengah; jeram mulai tidak beraturan dan cukup sulit, serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras serta kontrol perahu pada lintasan sempit sering diperlukan. Jeram-jeram besar dan strainers mungkin ada, namun dapat dengan mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering ditemukan, terutama pada sungai-sungai besar.
Cidera saat terlempar keluar perahu dan terhanyut masih sangat jarang; self-rescue biasanya masih mudah dilakukan namun pertolongan bantuan sudah mulai diperlukan untuk menghindari resiko yang mungkin terjadi. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok untuk kegiatan wisata minat khusus.

Class IV (Advance)
Jeram sulit dan sambung-menyambung. Gelombang air bisa mencapai 2 meter dengan variasi kelokan cukup tajam. Posisi batuan berdekatan dan cukup berbahaya dan arusnya liar. Scouting dan manuver cepat dan terlatih sangat diperlukan . Medan cukup potensial untuk kecelakaan. Self rescue sulit dilakukan dan tim rescue sangat perlu dalam pengarungan.
Jeram-jeram besar, hole, dan lintasan sempit yang tidak dapat dihindari memerlukan manuver yang cepat. Berhenti sejenak pada arus sedikit tenang mungkin diperlukan sebelum memulai maneuver; sekedar mengamati arus atau untuk istirahat. Karena pada jeram-jeram tertentu, bahaya selalu mengancam.
Resiko cidera bagi penumpang hanyut cukup besar dan kondisi air menyebabkan self-rescue sulit dilakukan sehingga perlu pertolongan bantuan. Pertolongan bantuan tersebut memerlukan latihan khusus agar teknik penyelamatan dapat dilakukan dengan benar. Tentunya dengan dukungan peralatan memadai, pengetahuan cukup, dan keterampilan yang memadai.

Class V (Expert)
Sungai dengan tingkat kesulitan tinggi. Hanya cocok untuk pengarung jeram yang sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup pada sungai Sungai pada class ini memiliki jeram yang banyak dan panjang dengan berbagai rintangan yang dapat menyebabkan resiko tambahan bagi seorang pendayung.
Drops atau penurunan yang tiba-tiba, jeram-jeram sulit, hole, tebing terjal yang tak terhindari, sampai waterfall (air terjun) sering dijumpai pada sungai ini. Jeram yang dilewati seringkali beruntun pada jarak cukup panjang, sehingga membutuhkan ketahanan fisik yang tinggi.
Kalaupun ada pusaran air tenang (eddies), jumlahnya sangat sedikit sekali dan cukup sulit untuk diraih. Pada skala tertinggi, sungai dengan tingkat kesulitan ini memiliki kombinasi jeram yang sangat beragam, mulai dari curler, hair, hay stakes, headwall, strainer, under cut, wave train, sampai pin hole yang sangat berbahaya dan mematikan.
Terlempar keluar dari perahu pada sungai ini sangat berbahaya dan tindakan penyelamatan sering sulit dilakukan bahkan untuk seseorang yang mahir sekalipun. Peralatan yang tepat, pengalaman yang luas, dan latihan keterampilan dalam penyelamatan sangat penting.

Class VI (Extrime)
Sungai dengan tingkat kesulitan tertinggi. Pengarungan di sungai ini hampir tidak mungkin dilakukan karena jeram yang ada tidak dapat diprediksi dan sangat berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai ini sangat berat; tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan.
Sungai dengan tingkat kesulitan ini hanya untuk tim khusus yang memiliki keahlian tinggi–bukan untuk diarungi perorangan–setelah seringkali mengarungi sungai tingkat kesulitan class V.
Ragam klasifikasi tingkat kesulitan sungai di atas merupakan tingkat kesulitan sungai yang ditetapkan secara internasional. Namun, klasifikasi ini masih sangat variatif dan dapat berubah-ubah walau masih pada sungai yang sama. Hal itu karena tingkat kesulitan ini sangat tergantung pada debit air dan kemiringan sungai. Sehingga pada waktu-waktu tertentu, sungai-sungai tersebut memiliki tingkat kesulitan yang mungkin bertambah atau mungkin berkurang.
Karena itu, oleh kalangan penggiat arung jeram, di belakang ”class sungai” sering ditambahkan tanda “+” (plus). Misalnya, sungai Citarik yang memiliki tingkat kesulitan III+. Artinya, pada jeram-jeram tertentu sungai citarik memiliki tingkat kesulitan yang setara dengan sungai Class IV.

ReadmoreMembelah Riam