Sugih Tanpo Bondho,
Digdoyo Tanpo Aji,
Nglurug Tanpo Bolo,
Menang Tanpo Ngasorake,
Trimah Mawi Pasrah,
Suwung Pamrih Tebih Ajrih,
Langgeng Tan Ono Susah Tan Ono Bungah,
Anteng Manténg Sugeng Jeneng,
Suro Diro Joyoningrat Lebur Dhening Pangastuti
Secara harafiah dapat diartikan: Kaya tanpa Harta, memiliki Kesaktian tanpa kanuragan atau benda pusaka, Menyerang tanpa bala tentara atau pasukan, Menang tanpa mengalahkan, Tidak punya pamrih atau keinginan serta jauh dari rasa takut, Biasa biasa saja tidak punya rasa susah dan tidak punya rasa senang, Berdiam dan menjauhi atau menghindari ketenaran, Maka pada akhirnya semua sifat buruk akan lebur oleh welas asih, kasih sayang, cinta kasih.
1. Sugih Tanpo Bondho.
Kaya tanpa harta. Kaya yang sebenarnya adalah tidak merasa berkekurangan, artinya bukan semata-mata harta yang menjadikan tolok ukur. Kaya yang dituju dalam hidup bukanlah pengumpulan harta benda dan uang selama hidup.Tidak merasa berkekurangan karena kita mempunyai relasi yang banyak, pertemanan yang baik, tidak mencederai hubungan pertemanan dimana relasi tersebut membuat kita selalu mudah untuk melakukan segala sesuatu, karena relasi kita, teman-teman kita secara langsung atau tidak langsung mau membantu kita, bahkan dengan sukarela atau ikhlas. Hal tersebut sebenarnya buah dari perilaku kita terhadap teman teman kita, dimana kita juga sebelumnya mau memberikan bantuan, peduli kepada teman teman kita dengan sepenuh hati, bahkan tanpa imbalan sekalipun. Dengan demikian, dalam kehidupan kita, budi baik kita, akan senantiasi diingat orang lain, dan suatu waktu kita membutuhkan bantuan atau pertolongan orang lain, maka orang lain juga akan dengan sepenuh hati menolong kita atau membantu kita, juga tanpa pamrih dan imbalan.
2. Digdoyo Tanpo Aji.
Kekuatan sering kali diidentikkan dengan suatu kemenangan dan keunggulan secara fisik. Namun dalam hal ini kekuatan yang dimaksud adalah keunggulan secara mental. Ungkapan Jawa 'digdoyo tanpo aji' tersebut di atas maksudnya adalah kekuatan yang kita miliki bukan karena kita mempunyai suatu ilmu beladiri, kanuragan, ilmu tenaga dalam atau ajian. Namun kekuatan yang tercipta karena citra, wibawa, dan karisma yang muncul karena sikap, perilaku serta tutur kata yang baik dan santun, yang akan membuat orang lain menghormati, menghargai, mendengarkan dan mudah untuk sepakat. Yang akan membuat kita disegani sehingga apa yang diucapkan menjadi sabdo pandito ratu yang akan didengar dan disepakati, kemudian akan diikuti oleh orang lain.
3. Nglurug Tanpo Bolo.
Maksud nglurug tanpo bolo dapat di artikan secara harafiah 'menyerang tanpa pasukan' yang memiliki arti bahwa kita haruslah menjadi orang yang berani bertanggung jawab, berani untuk beraksi walaupun terkadang tinggal kita sendiri. Sikap ini adalah mencontoh sikap kesatria, yang mana bukanlah orang yang mudah untuk terhasut, ikut-ikutan, tetapi lebih cenderung kepada orang yang berani maju, berani meghadapi masalah, berani untuk bertanggung jawab, walaupun yang lainnya mundur atau lari dari masalah tersebut.
4. Menang Tanpo Ngasorake.
Ungkapan Jawa menang tanpo ngasorake tersebut memiliki arti bahwa tujuan pencapaian yang kita harapkan, kemenangan yang kita inginkan, haruslah tanpa merendahkan orang lain, tanpa merugikan orang lain, tanpa ada perasaan telah mengalahkan orang lain. Ungkapan barat yang memiliki makna filosofi yang paling mendekati ungkapan ini mungkin adalah ungkapan ' win win solution ', yang memiliki arti semua pihak mendapatkan hasil yang menguntungkan tanpa ada pihak yang merasa dirugikan.
5. Trimah Mawi Pasrah.
Yaitu menerima dengan penuh kepasrahan terhadap apa yang ada, karena semua berasal dari Tuhan dan akan kembali pada-Nya.
6. Suwung Pamrih Tebih Ajrih.
Maknanya, jika segala kebaikan yang kita lakukan adalah mirni karena rasa kepedulian tidak ada niat pamer dan tidak ada pamrih dan tendensi, serta senantiasa mengiklaskan kebaikan apapun yang telah dikerjakan tanpa ada keinginan untuk mengungkit ungkit. Dengan begitu, maka kita tidak perlu merasa takut.
7. Langgeng Tan Ono Susah Tan Ono Bungah.
Yang artinya tetap tenang dalam susah ataupun senang. Tidak berlebihan dalam mengekspresikan kebahagiaan dan tidak berlebihan dalam meluapkan kesedihan. Dengan ketenangan kita bisa mengukur kemampuan dan kapasitas kita, dan juga lebih bijak dalam menyikapi segala keadaan.
8. Anteng Manténg Sugeng Jeneng.
Maknanya yaitu tetap bergerak dalam diam, tidak perlu mencari nama, mencari panggung, yaitu berkarya dengan sembunyi sembunyi. Karena dengan diam, bersungguh-sungguh dan penuh kesabaran maka apa yang kita kerjakan akan membuahkan hasil yang maksimal. Juga diamnya kita dalam berbuat dan berkarya adalah untuk bertafakur mendekatkan diri kepada Tuhan bukan untuk mencari popularitas dan pujian manusia.
9. Suro Diro Joyoningrat Lebur Dhening Pangastuti.
Makaknanya adalah semua bentuk kejahatan dan keburukan, iri, dengki, angkara murka, keserakahan, ketamakan akan terkalahkan lebur dan luluh lantak dengan kebaikan, welas asih, cinta kasih dan kasih sayang
{ 2 komentar... Views All / Send Comment! }
Semakin solid, semakin semangat menebar virus virus baik humanity.... Salam sehat dan semangat
Salam Gugur Gunung 🙏💪👊👍
Posting Komentar