Hari Bumi Semestinya Setiap Hari

Bookmark and Share


Sejarah Dibuatnya Peringatan Hari Bumi

Ketika pada tanggal 22 April 1970 ratusan ribu orang memadati Jalan Fifth Avenue di New York untuk memperingati/merayakan Hari Bumi, ini merupakan peristiwa awal lahirnya gerakan lingkungan yang diperingati sampai saat ini, tepatnya setiap tanggal 22 April. Dimana pada masa itu terjadilah penggabungan acara simbolis. Pemberontakan tahun 1960-an dan kesadaran lingkungan tahun 1960-an dalam kurun waktu tersebut antara tahun 1962-1970 bermunculan tokoh-tokoh lingkungan sepenti : Gay Nelson; David Brower (oleh New Yorker disebut suara yang paling keras dan suara yang tidak tergoyahkan dalam gerak-an pelestarian di Amerika), Ralp Nader dengan ‘Noder’s Raiders, Public lnteres Group serta Public Citizen sebagai sebuah pusat sturdy untuk mengadakan loby dan gugatan.

Dalam kurun waktu ini pula terjadi perubahan besar pada dasar Filosofis yang bersifat biosentris ke antroprosentris, yang mana pada satu pihak memamdang hutan sebagai sumber kayu, sungai sebagai sumber listrikr, binatang sebagai sumber makan dan energi, dan pada pihak lain menyakini bahwa kesehatan dan kelestarian lingkungan hidup merupakan hal yang paling penting di atas segalanya.

SEJARAH GERAKAN LINGKUNGAN
A. Tonggak Sejarah Gerakan Lingkungan 
Dimulai pada kurun waktu antara 1970-1980 tepatnya ketika pada tanggal 22 April 1970 diadakan perayaan Hari Bumi. Mulai saat itu pula gerakan-gerakan lingkungan di Amerika mengalami perubahan dimana persoalan lingkungan menjadi hal yang paling penting Menjelang pertengahan 1970-1980 terjadi penggabungan dari organisasi lingkungan hidup yang lama dan yang baru (di Washington) di awali dengan adanya "Kelompok Sepuluh” atau "Sepuluh Besar"'(organisasi tersebut adalah: Audubon, Defenders of Wildlife, Environmental Defense Fuld, Environmental Policy Institute, lzaak Walton, National Wildlife, Natural Reqource, Defense Council, National Park Association, Sierra Club dan Wilderness Society).
Pada tahun 1972 dilaksanakan konferensi pertama yaitu Biosphere Conference di Paris disponsori oleh UNESCO, hasilnya pada bulan Juni 1972 PBB mengadakan konferensi lingkungan manusia di Stoekholn. Sehingga pada kurun waktu 1970-1980 inilah masyarakat Amerika mulai menyadari bahwa persoalan lingkungan hidup menjadi persoalan yang sangat besar dan penting untuk diperhatikan.
Kurun waktu 1980-1988 terjadi perubahan dimana gerakan lingkungan kehilangan ciri spontanitasnya sebagai simbol dari semakin besarnya tingkat pergantian cara penekatan, Dimana pada masa ini tumbuh 2 dimensi baru pada gerakan lingkungan yaitu : aktivisme akar rumput (gras-roats) dan sifat radikalisme para pecinta lingkungan di luar kelompok10.
Pada kurun waktu 1988-1992 dimana pada saat itu terjadi bencana-bencana yang menimpa lingkungan dengan semakin banyak kasus hujan asam, limbah radioaktif, rekayasa genetik, punahnya spesies langka pada tingkat-2 setiap jamnya dan sebagainya. Sehingga pada tahun 1990 ketika diadakan peringatan Hari Bumi secara besar-besaran merupakan tonggak/titik puncak dan kesadaran baru tentang gerakan lingkungan (24 April 1990 dirayakan di 140 negara). Sehingga pada bulan Juni 1992 diadakan KTT Bumi di Rio do Janeiro yang menghasilkan kesepakatan yang penting bagi perlindungan lingkungan. Akan tetapi Amerika sebagai negara Adikuasa menolak bekerja sama dengan negara lain di dunia, menolak perjanjian mengenai pemeratan global, serta menolak pula 2 perjanjian lainnya, untuk menyelamatkan lingkungan ini membuktikan bahwa Amerika merupakan negara yang punya andil besar terhadap kerusakan lingkungan di dunia ini.
B. Gerakan lingkungan hidup di Indonesia 
Tidak bisa dipisahkan dari persoalan politik yang terjadi pada kurun waktu tahun 1970-1980 dimana setelah masa kepemimpinan Soekarno (Orde lama) beralih pada masa Soeharto (Orde Baru) yang tidak pernah beipihak pada lingkungan. Dimana pada masa itu pemerintah cenderung pada persoalan ekonomi (pembangunan) sebagai persoalan-persoalan lingkungan dikesampingkan demi peningkatan ekonomi. Hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh negara-negara dunia pertama. Perubahan sistem kepemimpinan ini membawa akibat pokok pada politik lingkungan hidup di ecopopulism menuju eco developmentalism (kapilalisme lingkungan hidup dunia ketiga). Strategi politik ini dipengaruhi oleh paham eco-developmentalisme International yang dilakukan dengan cara membuka diri terhadap donasi-donasi (bantuan internasional) seperti Word Bank (Bank Dunia). Masa kepemimpinan Soekarno dimana pada saat itu penerapan politik lingkungan hidup kerakyatan (ecopopulism) merupakan gerakan lingkungan hidup. Seperti perusahaan-perusahaan asing dinasionalisasikan dan lahan-lahan kritis segera diselamatkan (pembentukan panitia penyelemat hutan, tanah dan air). Sedangkan paham eco-developmentalis menempuh jalan refonnasi hukum, dimana hukum adalah alat bagi peningkatan ekonomi untuk membuka jalan bagi investasi asing (muncul UU Penanaman Modal Asing).
Dengan adanya UUPMA ini memberikan andil yang sangat besar sekali terhadap perubahan lingkungan di Indonesia dimana negara-negara pemodal bebas mengeksplorasi (memanfaatkan sumber daya alam dengan bebas untuk kepentingan ekonomi (terutama untuk pemilik modal) maka yang terjadi adalah kerusakan lingkungan. Sehingga pada masa kurun waktu 1970-1984 muncullah gerakan lingkungan di Indonesia (organization-organization lingkungan di Indonesia). Salah satu organisasi yang muncul pada saat itu adalah Mapala UI (tanun 1970-an) yang berbasis mahasiswa yang masih bertahan sampai sekarang. Munculnya Mapala sebagai satu-satunya organisasi lingkungan hidup sangat memungkinkan sekali, karena sektor mahasiswa yang pada saat itu merupakan basis masa perlawanan yang menjadi musuh utama Orde Baru (rezim Suharto). Untuk menghadang aksi protes di seluruh tempat pada tahun 1978 Rezim Suharto pada saat itu mencoba melibatkan mahasiswa dalam proyek-proyek developmentalisme dalam tingkat akar rumput, serta dalam pengawasan proyek-proyek pembangunan. Kemudian pada saat itulah dibentuk "Kementrian Lingkungan Hidup" di mana Emil Salim ditunjuk menduduki jabatan tersebut. Hal ini karena kedekatannya dengan mahasiswa, yang kemudian dikenal dengan Menteri Pengawas Pembangunan dan Lingkungan Hidup (PPLH). Mulailah muncul lembaga-lembaga Pusat Study) Lingkungan Hidup (PSLH), terbatas di Universitas-universitas utama negeri di Indonesia. Pada tahun 1970-an dan 1980-an menjamurlah Ormas-ormas baru, seperti WALHI (Wahana Lingkungan hidup Indonesia) didirikan tahun 1980 dan FISKA (Forum Indonesia untuk swadaya di Bidang Kependudukan 1983). Selain Walhi dan Fiska organisasi-organisasi yang muncul pada masa itu HKTI (Himpunan Kerukunan ’Tani Indonesia), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNS), KNPI (komite Nasional Pemuda Indonesia) dll. Untuk menjebatani Menteri Lingkungan Hidup dan Masyarakat maka diadakan pertemuan antara Menteri Lingkungan Hidup baru (Emil Salina), HUKLHI (Himpunan Untuk Kelestarian Lingkungan Hidup Indonesia) dibentuk 1980 dan beberapa Ornop (Organisasi Non Pemerintah) terbentuklah koalisi 10 Ornop Penggabungan 10 organisasi Non Pemerintah yaitu : kelompok sepuluh pelestari lingkungan Hidup (KSPLH). Karena sifat Jawa atau Jakarta Sentris inilah yang membuat pendukung-pendukung KSPLH kurang senang karena mereka menginginkan agar gerakan lingkungan yang tumbuh bersifat nasional, maka Menteri Lingkungan Hidup dibantu WWF (World Wild Irte Fun) di Indonesia yang diketuai Hamenkubuwono IX (Sultan Yogyakarta) diadakan pertemuan di Jakarta pada Oktober 1980. Pada pertemuan inilah WALHI (Wahana Lingkungan Hdup Indonesia) berdiri.
Untuk kerja-kerjanya WALHI mendorong organisasi-organisasi lain untuk mulai membentuk jaringan-jaringan kerja/kelompok-kelompok kerja Iingkungan. Jaringan-jaringan kerja inilah yang menjadi "otak" gerakan Iingkungan hidup di Indonesia dalam satu atap; Sehingga selama kurun waktu tahun 1970-1980 adalah proses pembekuan gerakan-gerakan Iingkungan hidup yang terorganisasi dengan berbasis massa, yang kemudian diganti oleh gerakan lingkungan yang terorganisasi tanpa berbasis masa keanggotaan. Pada masa ini mulai nampak kemunduran dari gerakan Iingkungan di Indonesia, hal ini disebabkan karena sifat organisasinya yang berbentuk jaringan dan non keanggotaan, kemudian ditambah lagi program lingkungan hidup yang tidak jelas selain itu, tidak terlepas dari campur tangan pemerintah dalam pembentukan organisasi tersebut.
Berbasis masa seperti gerakan Iingkungan hidup tradisional(pubIik tradisional) yang dengan melakukan perlawanan untuk mempertahankan sumber daya alam yang selama ini mereka akses/manfaatkan, karena memang mereka berbasis masa yang terorganisasi secara tradisionali.
C. Keberhasilan sebuah gerakan Iingkungan hidup 
Tidak bisa dipisahkan dari paham idio1ogi/ ailiran yang dianut. Menurut Dietsi (1998) paham/ aliran gerakan Iingkungan digolongkan menjadi tiga :
1. Eco Pascism yaitu kelompok yang memperjuangkan, masalah Iingkungan demi lingkungan itu sendiri.
2. Eco Populism yaitu gerakan lingkungan yang dilakukan untuk kepentingan rakyak banyak demi kesejahteraan sosial.
3. Eco developmentalism yaitu gerakan lingkungan yang dilakukan, demi kelangsungan pertumbuhan okonomi/pembangunan.

Dari ketiga aliran/paham tersebut dapat kita ketahui po1a-po1a gerakan/sistem garakan lingkungan yang dianut oleh organisasi-organisasi lingkungan yang ada karena disadari atau tidak paham-paham tersebut banyak dianut oleh gerakan-gerakan lingkungan yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persoalan Iingkungan bukan hanya persoalan bagi gerakan/organisasi lingkungan saja akan tetapi menjadi persoalan kita bersama.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar